CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Sabtu, 10 November 2007

Aku tanpa cintamu.....

Dunia serasa kiamat, langit runtuh, dan bumi amblas kalau patah hati. Kata Arjuna Si Pencari Cinta, hidup tanpa cinta si doi bagaikan malam tanpa bintang, cinta tanpa sambut bagai panas tanpa hujan. Hidup terasa hampa, kosong dan gamang. Lagu cintapun berubah menjadi lagu patah hati, 'Patah hatiku jadinya / Merana berputus asa / Merindukan dikau yang tiada / Terbayang setiap masa', hiks... hiks... hiks... sedih syekalee...

Hidup kadang tak seindah puisi, tak seindah dan sesejuk semilir angin di pegunungan ataupun syair romantis dalam lagu-lagu cinta. Kesedihan, kegundahan serta isak tangis juga salah satu mata rantai kehidupan yang mungkin saja terjadi. Hati yang ingin merajut masa depan bersama, retak dan hancur menjadi serpihan, laksana butir pasir tersapu gelombang pantai.

Jatuh cinta emang suka bikin masalah ya? Katanya, kalau berani jatuh cinta harus siap patah hati. Namun gak lantas semua seperti itu, karena ada juga cinta yang selalu terbalaskan, yaitu cinta kepada Allah SWT, Rasulullah SAW, dan juga cinta suami istri, cinta ayah-bunda pada anak-anaknya

Katanya sih waktu yang akan menyembuhkan, namun panjang atau pendek emang tergantung dari kekuatan iman. Bukan lantas “cinta ditolak mbah dukun bertindak”....''khitbah ditolak murobbi dipecat"........”tunggulah pembalasanku, kau takkan pernah bahagia dgn siapapun”....waduh, ngeri banget euy...

ingat ngga...kata-kata sahabat Rasul Bilal bin Rabbah ketika beliau ingin mengkhitbah, beliau berkata “Jika pinangan kami diterima, kami panjatkan ucapan Alhamdulillah dan kalau ditolak maka kami mengucapkan Allahu Akbar."

Gitu tuh......contoh dari seorang Bilal bin Rabah, karena itu beliau termasuk salah satu sahabat yang dijamin masuk surga. Masa' sih baru sekali khitbah ditolak, lalu mendadak jadi pujangga "Jodoh engkau dimana, lelah hatiku mencarimu, alangkah tragisnya hidupku, derita tanpa ujung, Mengapa cintamu tak pernah hadir??" Piye toh mas-mas...

Daripada nangis terus, airmata itu sangat berharga, airmata mengajarkan kita arti sebuah senyum, ketika ia menetes karena mengingat tumpukan dosa yang telah dilakukan....jadi pujangga dadakan... lebih baik isi hidup ini dengan gerak langkah serta helaan nafas ibadah kepada-Nya....hidup ini masih indah karena masih banyak sahabat-sahabat tercinta....orang tua terkasih....serta Sang Pemilik Jiwa pemberi sutra kasih dan cinta yang sesungguhnya.

#my inspiration “tulisan Abu aufa ‘bout Patah & nasyid Mirwana + Hijaz (sutra kasih)”

0 komentar: