CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Sabtu, 10 November 2007

Cinta Sederhana dari laki-laki biasa

kenapa sih, kamu memilih dia....??”

“apa kelebihan dia, sehingga kamu menerimanya...??”

“aduhh, neng kamu ini bisa mendapatkan yang lebih baik dari dia, kamu pinter dengan segudang prestasi, kamu cantik banyak yang suka....!!”

Pasti akan banyak lagi pertanyaan dan pendapat orang-orang ketika seseorang itu sudah “menentukan pilihannya”

Pantaskah kita memberikan pernyataan seperti itu, seakan-akan kita tidak mensyukuri ciptaan Allah terhadap wujud makhluk-Nya.
Mengapa kita selalu merasa “lebih baik” dari yang lain dengan segudang kelebihan yang dimiliki, sehingga faktor pilih-memilihpun jadi acuan
Kecantikan.....prestasi....kepintaran....kesuksesan......itu takkan pernah abadi, karena itu semua hanya amanah sementara yang Allah titipkan buat kita.

Akan terlihat banyak yang menyalahkah ketika pilihan itu untuk laki-laki biasa, dari keluarga biasa, dengan pendidikan biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yang amat sangat biasa. Mengharapkan cinta sederhana dari laki-laki biasa yangt tidak penuh dengan rayuan gombal tapi dia buktikan dengan tindakan yang nyata...

Mungkin bagi sebagian orang hal itu sangatlah sulit, keraguan...ketidakyakinan akan masa depan akan terus membayang-bayangi

..............................................................................

Tapi harus ingat lagi akan tujuan atau niat awal ketika memutuskan untuk menikah, jika rasa tawakal, ikhlas, hanya mengharap ridho Allah yang senantiasa menyertai setiap langkah dlm menjalani keputusan, insyaAllah cinta sederhana yang diharapkan akan terbukti nyata dengan bergulirnya waktu yang ada, Waktu akan membuktikan segalanya. Cinta luar biasa dari laki-laki biasa yang tak pernah berubah, meski keadaan sudah sangat berubah, karena kecantikan, kesuksesan tidak pernah akan abadi

Orang-orang di luar, mereka memang akan tetap berbisik-bisik, barangkali selamanya akan selalu begitu. Hanya saja, bukankah bisik-bisik itu kelak akan berbeda bunyi?

“betapa beruntungnya kamu memiliki dia....”

“betapa bahagianya kehidupan kalian, yang bisa menerima apa adanya dalam kondisi bagaimanapun...”

“betapa setianya dia terhadap kamu, ya neng...!”

..........17.30 wita disudut kota kecil dlm suasana mudik.........

@terinspirasi ketika membaca cerpen Asma Nadia....”Cinta laki-laki Biasa”....cerpen yg sangat bagus


Indahnya cinta pertama......

Lunglai...
Tubuhnya terkulai lemah dengan sisa butiran keringat yang masih tampak berkilauan di dahinya. Perjuangan hidup mati yang menggadaikan jiwa baru saja usai. Semburat pucat di wajah pun perlahan lenyap. Namun ia tersenyum, lalu bibirnya melafadzkan hamdalah.

Tak lama, sosok mungil itu ada di dalam dekapan. Dipeluknya dengan segenap kehangatan kasih sayang, padahal dirinya sendiri masih tampak lelah. Terlihat matanya berbinar-binar senang seraya tak henti-hentinya menyapa buah hati tercinta. Tetes air bening pun mengalir dari sudut mata, air mata bahagia.

Bagai melepas kerinduan yang teramat dalam, pipi yang masih kemerah-merahan itu dicium dengan lembut dan kepalanya dibelai dengan manja. Yang dirindukan pun sedikit menggeliat. SubhanaLlah, betapa indahnya ciptaan-Mu, ya Allah. Mata kecilnya memang belum bisa melihat dengan sempurna, namun nalurinya berkata, dirinya berada di tangan seseorang yang sangat mencintainya.

Elusan lembut dan sapaan yang sering terdengar saat masih di dalam rahim, kini dapat dirasakan. Aura cinta pun memancar dari kedalaman hati seorang ibunda, menyelimuti sang buah hati yang baru saja menyapa dunia dengan lengkingan tangisannya.

Indah, bahkan teramat indah...
Cinta ibunda memang cinta yang paling indah. Cinta itu selalu ada di sisi mereka, dan tiada pernah ragu untuk dilimpahkannya. Merekalah yang tak pernah kenal lelah menjaga dan membesarkan kita semua. Bahkan ketika kita belum mengenal sepatah kata, ibunda jua yang mengajarkan tentang makna kasih sayang dan cinta.

Adakah cinta yang dapat menyaingi cinta seorang ibunda? Betapa dengan kasihnya, masa kehamilan dilewati dengan keikhlasan dan kesabaran. Perasaan mual, pusing, ditambah dengan membawa beban di perutnya yang semakin hari semakin berat, hingga saat antara hidup dan mati ketika melahirkan, tak akan dapat tergantikan oleh cinta-cinta lain yang penuh kepalsuan.

Ibunda pun bagaikan pelabuhan cinta bagi anak-anaknya. Kerelaan mereka untuk sekedar disinggahi, lalu ditimbun dengan segala resah dan gundah, bahkan amarah, hanya dibalas dengan senyum kesabaran. Tak heran, seorang ibunda sanggup memelihara sedemikian banyak anak yang dilahirkannya, namun belum tentu satu anakpun bersedia menjaga dirinya hingga beliau tutup usia.

Aaah...
Rasanya kita semua pernah mengalami jatuh cinta. Dan cinta pertama itu selalu terhatur pada seseorang yang selalu ada di samping kita, tempat curahan suka dan duka. Ketika lapar, dengan tangannya ia menyuapkan makanan, diberikannya air susu dengan tulus saat kita haus, hingga diajarkannya berakhlak mulia bagaikan RasuluLlah SallaLlaahu Alayhi Wasallam, uswatun hasanah.

Ibunda memang bukan hanya madrasah pertama bagi anak-anaknya, tapi mereka-lah cinta pertama kita.

Dan apakah ada cinta yang paling indah daripada cinta pertama?

WaLlahua'lam bi shawab.


"ditengah kerinduan dgn bunda yg tlh jauh berada disana"

Bila saat itu tiba.....

0 malam terakhir Ramadhan.....(dalam keheningan suasana i’tikaf, malam-malam ganjil) mengingatkanku pada sebuah kenangan terhadap seorang sahabat....
Salah satu sahabat seperjuangan dlm jalan dakwah ini.....kini dia sudah “tersenyum bahagia” berada dalam pelukan Rabbnya yang tercinta.

“10 malam terakhir selalu kita isi bersama dgn suasana i’tikaf di mesjid Khanzul Khairat...malam yang lebih baik dari seribu bulan....bersama kita menuai keberkahan yang terpendam...hening...hanya sayup-sayup tilawah yang terdengar, qiyamulail yang menghiasi malam....sahabat, kau sosok yang sangat tawadhu bahkan terlihat sangat syahdu....

Kita takkan pernah tahu....”kapan saat itu tiba”.....bahkan aku sama sekali tidak menyangka hari itu merupakan hari terakhir kita berkumpul bersama dlm suasana muhasabah.
“siapkah dgn bekal segini jika suatu hari nanti tiba-tiba kita dipanggil oleh Rabb kita?”
“Semoga Allah tunjukkan jalan terbaik dalam setiap langkah hidup kita, dalam peran
apapun yang harus kita emban, dan dalam suka maupun duka. Karena kita sangat yakin, Allah tidak akan membiarkan kita terus berada dalam kesendirian, Allah senantiasa bersama kita, maka siapkanlah dirimu ketika suatu saat Allah ingin kau berada disisi-Nya..."
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang ajalnya. Dan Allah maha mengtahui apa yang kamu kerjakan. (QS 63:11)”
Tausyiah terakhir yang kau sampaikan untuk kami....

Suasana Rumah Sakit Ratu Zalekha begitu terlihat menyeramkan pada dinihari itu....kami semua sudah berkumpul menunggu “keputusan” dari-Mu ya Rabbi terhadap nasib sahabat kami....kecelakaan maut telah menghampirinya dinihari sahur setelah selesai muhasabah...sepertinya Allah lebih menyayangi dirimu, sehingga Dia ingin kau kembali bersama-Nya....dalam saku bajumu, kami menemukan beberapa potong tulang ayam dan sisa makanan, ternyata selama kau melaksanakan i’tikaf sehabis ifthor dan sahur kau selalu pulang ke asrama membawa sisa-sisa makanan untuk 4 ekor kucing yang tinggal disana...Ya Rabbi..

Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?. (QS Ar-Rahman: 26-28)

F...., sahabat terbaik kami, kini kau telah istirahat dengan tenang disisi Allah, yang telah menemani kesendirianmu. Meskipun waktu itu kau tidak bisa menyelesaikan Ramadhan yang tinggal 4 hari. *Allah selalu punya cara untuk membuat kita kembali kepadaNya, ingin kukatakan “padamu kutitip cintaku, sampaikanlah pada Rabbku” Hiks..

@ F...., ditengah kerinduan dgn dirimu, rindu dgn nasehatmu....rindu dgn marahmu ketika melihat diri ini lalai....aku sangat lalai krn tlah beberapa malam ini tidak menghiasi heningnya dgn i’tikaf dan Qiyamulail Hiks..

Bahagiamu adalah bahagiaku.....

“Rin...kapan ya giliran kakak.........??” Sms kesekian kalinya yang aku dapatkan dari kakak yang sangat aku sayangi.

Dia kakak tingkatku waktu kuliah dulu, kami selalu bersama, kadang bila aku lagi bete, sedih aku pasti nginap, curhat di kos dia...kebersamaan kami juga terjadi ketika kami sama-sama berjuang menyelesaikan skripsi yang sangat melelahkan...
tapi aku tau kau sangat kuat menghadapi semuanya kak.....darimulah sering kudapatkan semangat dan arti kebersamaan dalam sebuah senyuman

Kakakku.....dia sosok akhwat yang hebat dimataku, akhwat yang setiap sepertiga malam terakhirnya terbersit kulihat beruntai airmata memohon ampun atas dosa-dosanya, yang setiap usai sholat menghias hati dan bibirnya dengan dzikir dan doa-doa untuk sesamanya, yang setiap saat mengalirkan keringat dan tenaganya untuk dakwah ini, dan setiap saat menghias bibirnya dengan senyum keikhlasan untuk semua....aku sangat yakin Allah pasti sangat menyayangimu kak..!! walaupun aku tau kau juga akhwat biasa, yg merindukan “seseorang” untuk menemanimu

sekarang jarak sudah memisahkan kita, dia pulang kampung setelah kuliah kami selesai. Tapi persahabatan ini tidak akan pernah usai, kami senantiasa merajutnya lewat untaian doa Rabithoh.....

setiap kabar yang dia kirimkan menyiratkan kesepian yang dia rasakan....kadang dia jg tidak bisa menyimpan terus kegundahan hatinya....tidak ada kata-kata yang bisa aku katakan kecuali......SABAR......”ah teori ya kak!!, prakteknya cukup susah”

Suatu hari, 1 bait balasan sms kuterima isinya sangat menggetarkan hati ketika aku jg mulai mengeluhkan rasa “kesepianku, yang mengharapkan sesuatu” kata-kata dia membuat hati ini ingin menangis, dan aku tau diapun berusaha menanamkan kata-kata itu untuk dirinya, walaupun dia bilang itu sangat sulit tapi itulah sebuah kenyataan....”jangan pernah mengemis pada cinta makhuk-Nya.....mengemislah untuk mengharap cinta-Nya”

Beberapa bulan berlalu....sebuah berita yang sangat mengejutkan aku temui di sms...sms dari kakakku, minggu depan dia akan melangsungkan akad nikah, dengan seorang ikhwan yang merupakan jodoh terbaik untuknya, yang selama ini selalu dia nantikan disela doa-doanya....

Terlihat sangat jelas senyum kebahagiaan di bibirmu kak!! Pancaran ketenangan yang sekarang ini kau rasakan bersama seseorang yang akan setia menemanimu dalam melangkah dan menggapai harapan.......

“Sabarlah de, tetap berdoa pada Allah....jangan pernah mengatur ketentuan-Nya. Kakak tunggu jg undangan darimu”....sms terakhir yg kudapat 15 menit menjelang akad nikah kakakku tercinta....”Barakallah ya kak!!....”


# for my lovely sister “ka Nurul---penganten baru” semoga kesabaranmu bisa aku teladani......kebahagiaan itu kan selalu kunanti....

Selamanya aku telah kehilangan dia

Seringkali sesuatu yang tadinya menjadi milik kita, atau sesuatu yang berada dekat dengan diri kita, menjadi begitu berharga ketika ia telah pergi, meninggalkan diri kita. Entah itu karena dipaksa, terpaksa, atau dengan sukarela. Seringkali, ketika ia masih menjadi bagian dalam hidup kita, ia tak mendapatkan penghargaan selayaknya, atau setidaknya mendapatkan perhatian cukup dari diri kita. Namun, bila ia telah pergi atau hilang, rasanya penyesalan yang terasa tak kan berkesudahan, sehingga hanya tangisanlah yang

Kita mungkin sering diingatkan, jagalah dia....hargailah keberadaan dia....ketika dia masih ada bersama kita...jangan sia-siakan kasih sayangnya....

Masih teringat jelas...ketika dengan tulusnya mama menunggu kepulangan kita di rumah. Menjadi tempat kita untuk bercerita dan berbagi yang paling setia. Yang senantiasa menyemaikan kasih sayangnya untuk kita, lewat senyumnya kegundahan hati jadi terlupakan. Hal ini tak tersadari sedikitpun, kelak dia akan pergi dari kita, kita baru akan merasakan bahwa keberadaan mama tak tergantikan ketika kita tak bisa lagi melihat senyumnya, ketika kita tak bisa lagi mendengar doa-doanya, ketika kita tak bisa lagi mencium lembut tangannya...

Memiliki teman sungguh menyenangkan, dan masing-masing dari mereka pastinya meninggalkan bekas tersendiri dalam benak kita. Terhadap seorang teman dekat, kita mungkin berpikir bahwa senang sekali bila kebersamaan dengannya dapat terjaga sampai kapanpun. Namun kehidupan menjalankan skenario yang seringkali tak terduga. Kita tak akan pernah menyangka, kapan kebersamaan itu akan ternoda bahkan rusak oleh sesuatu yang menggangu dari luar, ataupun yang timbul dari dalam diri masing-masing. Atau perpisahan harus terjadi oleh sebab lainnya.

Maka, bila kita harus kehilangan, apapun yang kita cintai, relakanlah ia. Sebab mungkin saja Allah mengambilnya dari kita sebab akan digantikan oleh yang lebih baik lagi. Yang jelas, Sang Khalik pasti memiliki rencana tersendiri bagi setiap hamba-Nya. Apa yang menurut diri kita baik, belum tentu itu yang terbaik di hadapan Allah. Dan sebaliknya, apa yang kita tidak sukai, bisa jadi itu adalah yang terbaik dari Allah dan sesuai dengan yang kita butuhkan.

Sesungguhnya segala sesuatu yang berada dalam ‘genggaman’ kita, bukanlah milik kita sepenuhnya. Mereka hanyalah titipan, yang sewaktu-waktu akan diambil oleh Sang Pemilik, kapanpun bila Ia berkehendak. Bila saat itu tiba, kita tidak akan berdaya untuk menahannya barang sedetikpun.

Bagi kalian yang belum kehilangan org2 yg disayangi....masih ada kesempatan tuk’ membalas cinta dan kasih sayang yang tulus dr mereka.....

ditengah kerinduan dgn mama yg telah tiada......
dear frien’ yg tlah meninggalkanQu...

Aku tanpa cintamu.....

Dunia serasa kiamat, langit runtuh, dan bumi amblas kalau patah hati. Kata Arjuna Si Pencari Cinta, hidup tanpa cinta si doi bagaikan malam tanpa bintang, cinta tanpa sambut bagai panas tanpa hujan. Hidup terasa hampa, kosong dan gamang. Lagu cintapun berubah menjadi lagu patah hati, 'Patah hatiku jadinya / Merana berputus asa / Merindukan dikau yang tiada / Terbayang setiap masa', hiks... hiks... hiks... sedih syekalee...

Hidup kadang tak seindah puisi, tak seindah dan sesejuk semilir angin di pegunungan ataupun syair romantis dalam lagu-lagu cinta. Kesedihan, kegundahan serta isak tangis juga salah satu mata rantai kehidupan yang mungkin saja terjadi. Hati yang ingin merajut masa depan bersama, retak dan hancur menjadi serpihan, laksana butir pasir tersapu gelombang pantai.

Jatuh cinta emang suka bikin masalah ya? Katanya, kalau berani jatuh cinta harus siap patah hati. Namun gak lantas semua seperti itu, karena ada juga cinta yang selalu terbalaskan, yaitu cinta kepada Allah SWT, Rasulullah SAW, dan juga cinta suami istri, cinta ayah-bunda pada anak-anaknya

Katanya sih waktu yang akan menyembuhkan, namun panjang atau pendek emang tergantung dari kekuatan iman. Bukan lantas “cinta ditolak mbah dukun bertindak”....''khitbah ditolak murobbi dipecat"........”tunggulah pembalasanku, kau takkan pernah bahagia dgn siapapun”....waduh, ngeri banget euy...

ingat ngga...kata-kata sahabat Rasul Bilal bin Rabbah ketika beliau ingin mengkhitbah, beliau berkata “Jika pinangan kami diterima, kami panjatkan ucapan Alhamdulillah dan kalau ditolak maka kami mengucapkan Allahu Akbar."

Gitu tuh......contoh dari seorang Bilal bin Rabah, karena itu beliau termasuk salah satu sahabat yang dijamin masuk surga. Masa' sih baru sekali khitbah ditolak, lalu mendadak jadi pujangga "Jodoh engkau dimana, lelah hatiku mencarimu, alangkah tragisnya hidupku, derita tanpa ujung, Mengapa cintamu tak pernah hadir??" Piye toh mas-mas...

Daripada nangis terus, airmata itu sangat berharga, airmata mengajarkan kita arti sebuah senyum, ketika ia menetes karena mengingat tumpukan dosa yang telah dilakukan....jadi pujangga dadakan... lebih baik isi hidup ini dengan gerak langkah serta helaan nafas ibadah kepada-Nya....hidup ini masih indah karena masih banyak sahabat-sahabat tercinta....orang tua terkasih....serta Sang Pemilik Jiwa pemberi sutra kasih dan cinta yang sesungguhnya.

#my inspiration “tulisan Abu aufa ‘bout Patah & nasyid Mirwana + Hijaz (sutra kasih)”

Aku dapat sms cinta...

Alhamdulillah Aku dapat sms Cinta”


Tanpa kusadari ternyata selama ini hampir setiap hari aku dapet sms “cinta”

“jika kesusahan adalah hujan dan kebahagiaan adalah mentari, qt tetap membutuhkan keduanya untuk melihat indahnya pelangi....I Love U cause Allah my sister”
(by mba Anik)

“Hayoo....sahur.....bukalah matamu, gerakkan langkahmu tuk ambil air wudhu, QL lah insyaAllah kau dapetkan ketenangan yang kau inginkan, a’puput....dede sayang dgn a’puput krn Allah
(by  my little sister “Rahmi”)

Masih banyak lagi sms dari akhwat2 yang lain....subhanallah, ternyata aku “tidak sendiri”

Mengatakan cinta bukanlah tabu, bahkan ia disunnahkan
Dari Anas ra, ia berkata: Ada seorang laki-laki duduk di hadapan Nabi SAW, kemudian ada seseorang yang lewat di situ, lalu orang yang duduk di hadapan Nabi berkata: “Ya, Rasulullah, sesungguhnya saya mencintai orang itu.”
Nabi SAW bertanya: “Apakah kamu sudah memberitahukan kepadanya?”
Dia menjawab: “belum.”
Beliau bersabda: “Beritahukanlah kepadanya!”
Kemudian dia menemui orang itu dan berkata: “Sesungguhnya saya mencintaimu karena Allah.”
Orang itu menjawab: “Semoga kamu dicintai oleh Zat yang menjadikanmu mencintaiku karenaNya” (HR Abu Daud)

Engkau tidak harus romantis untuk melakukannya. Engkau tidak usah malu karena merasa sudah bukan masanya. Karena cinta tidak mengenal usia. Bolehlah ia diungkap oleh anak kepada Bapak dan ibunya, Ayah bunda pada sang putra, keponakan kepada kerabatnya. Seseorang pada sahabatnya. Terlebih bagi pasangan hidupnya. Karena cinta adalah bahasa dunia.
Maka, apa yang menghalangimu mengatakan Aku Cinta Padamu karena Allah hari ini, dan menunjukkan kasih sayang pada keluarga, saudara, dan sahabat?

“Pernahkah kalian mendapatkan sms cinta seperti ini..??
Atau pernahkah kalian mengungkapkan “cinta kalian” pada mereka...??


#buat mba anik, dede, nina, rahma...semua akhwat yang mencintaiku krn Allah lewat sms dan telpon harian, maaf jika balasku tak sebesar cintamu. Tapi sungguh aku mencintai kalian semua krn Allah.

kegelisahan.....

Kegelisahan, kedukaan dan air mata adalah bagian dari sketsa hidup di dunia. Tetesan air mata yang bermuara dari hati dan berselaputkan kegelisahan jiwa terkadang memilukan, hingga membuat keresahan dan kebimbangan.

Kedukaan karena kerinduan yang teramat sangat dalam menyebabkan kepedihan yang menyesakkan rongga dada. Jiwa yang rapuh pun berkisah pada alam serta isinya, bertanya, dimanakah pasangan jiwa berada. Lalu, hati menciptakan serpihan kegelisahan, bagaikan anak kecil yang hilang dari ibunya di tengah keramaian.

Keinginan bertemu pasangan jiwa, bukankah itu sebuah fitrah? Semua itu hadir tanpa disadari sebelumnya, hingga tanpa sadar telah menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan. Sebuah fitrah pula bahwa setiap wanita ingin menjadi seorang istri dan ibu yang baik ketimbang menjalani hidup dalam kesendirian. Dengan sentuhan kasih sayang dan belaiannya, akan terbentuk jiwa-jiwa yang sholeh dan sholehah.

Duhai...
Betapa mulianya kedudukan seorang wanita, apalagi bila ia seorang wanita beriman yang mampu membina dan menjaga keindahan cahaya Islam hingga memenuhi setiap sudut rumahtangganya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala pun telah menciptakan wanita dengan segala keistimewaannya, hamil, melahirkan, menyusui hingga keta'atan dan memenuhi hak-hak suaminya laksana arena jihad fii sabilillah. Karenanya, yakinkah batin itu tiada goresan saat melihat pernikahan wanita lain di bawah umurnya? Pernahkah kita menyaksikan kepedihan wanita yang berazam menjaga kehormatan diri hingga ia menemukan kekasih hati? Dapatkah kita menggambarkan perasaannya yang merintih saat melihat kebahagiaan wanita lain melahirkan? Atau, tidakkah kita melihat kilas tatapan sedih matanya ketika melihat aqiqah anak kita?

Letih...
Sungguh amat letih jiwa dan raga. Sendiri mengayuh biduk kecil dengan rasa hampa, tanpa tahu adakah belahan jiwa yang menunggu di sana.

Duhai ukhti sholehah...
Dalam Islam, kehidupan manusia bukan hanya untuk dunia fana ini saja, karena masih ada akhirat. Memang, setiap manusia telah diciptakan berpasangan, namun tak hanya dibatasi dunia fana ini saja. Seseorang yang belum menemukan pasangan jiwanya, insya Allah akan dipertemukan di akhirat sana, selama ia beriman dan bertaqwa serta sabar atas ujian-Nya yang telah menetapkan dirinya sebagai lajang di dunia fana. Mungkin sang pangeran pun tak sabar untuk bersua dan telah menunggu di tepi surga, berkereta kencana untuk membawamu ke istananya.

Keresahan dan kegelisahan janganlah sampai merubah pandangan kepada Sang Pemilik Cinta. Kalaulah rasa itu selalu menghantui, usah kau lara sendiri, duhai ukhti. Taqarrub-lah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kembalikan segala urusan hanya kepada-Nya, bukankah hanya Ia yang Maha Memberi dan Maha Pengasih. Ikhtiar, munajat serta untaian doa tiada habis-habisnya curahkanlah kepada Sang Pemilik Hati. Tak usah membandingkan diri ini dengan wanita lain, karena Allah Subhanahu wa Ta'ala pasti memberikan yang terbaik untuk setiap hamba-Nya, meski ia tidak menyadarinya.

Usahlah dirimu bersedih lalu menangis di penghujung malam karena tak kunjung usai memikirkan siapa kiranya pasangan jiwa. Menangislah karena air mata permohonan kepada-Nya di setiap sujud dan keheningan pekat malam. Jadikan hidup ini selalu penuh dengan harapan baik kepada Sang Pemilik Jiwa. Bersiap menghadapi putaran waktu, hingga setiap gerak langkah serta helaan nafas bernilai ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tausyiah-lah selalu hati dengan tarbiyah Ilahi hingga diri ini tidak sepi dalam kesendirian.

Bukankah kalau sudah saatnya tiba, jodoh tak akan lari kemana. Karena sejak ruh telah menyatu dengan jasad, siapa belahan jiwamu pun telah dituliskan-Nya.

Sabarlah ukhti sholehah...
Bukankah mentari akan selalu menghiasi pagi dengan kemewahan sinar keemasannya. Malam masih indah dengan sinar lembut rembulan yang dipagar bintang gemintang. Kicauan bening burung malam pun selalu riang bercanda di kegelapan. Senyumlah, laksana senyum mempesona butir embun pagi yang selalu setia menyapa.

Hapuslah air mata di pipi dan hilangkan lara di hati. Terimalah semua sebagai bagian dari perjalanan hidup ini. Dengan kebesaran hati dan jiwa, dirimu akan menemukan apa rahasia di balik titian kehidupan yang telah dijalani. Hingga, kelak akan engkau rasakan tak ada lagi riak kegelisahan dan keresahan saat sendiri.


*MERENGKUH CINTA DALAM BUAIAN PENA*

#buat temen2Qu...janganlah kalian terlalu gundah dgn "penantian" ini

Cinta....

Cinta tidak pernah meminta, ia senantiasa memberi. Cinta membawa penderitaan tetapi tidak pernah mendendam dan tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta, di situ ada kehidupan.

Cinta sejati adalah, ketika orang yang kita cintai mencintai orang lain dan kita masih mampu tersenyum serta berkata ....'aku turut bahagia untukmu'.

Cinta tidak mengajarkan kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta tidak mengajarkan kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat tetapi membangkitkan semangat.
Tuhan menciptakan 100 bahagian kasih sayang. 99 di simpan di sisi-Nya, dan hanya satu bahagian yang diturunkan ke dunia. Dengan kasih sayang yang satu bagian itulah, mahluk yang di ciptakannya saling berkasih sayang.

Jangan mencintai seseorang seperti bunga, karena bunga mati kala musim berganti. Cintailah mereka seperti sungai, karena sungai mengalir selamanya. Cintailah seseorang itu atas dasar siapa dia sekarang dan bukan atas dasar siapa dia sebelumnya. Kisah silam tak perlu diungkit lagi kiranya kamu mencintainya setulus hati.
Satu-satunya cara agar kita memperoleh kasih sayang, ialah jangan pernah menuntut untuk dicintai, tetapi mulailah dengan memberi kasih sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan balesan.

Bukan laut namanya jika airnya tidak berombak, bukan cinta namanya jika perasaan tidak pernah terluka. Bukan kekasih namanya jika hatinya tidak merindu dan cemburu.

Cinta pertama adalah kenangan, cinta kedua pelajaran dan cinta seterusnya adalah keperluan karena hidup tanpa cinta bagaikan masakan tanpa garam. Maka dari itu hargailah cinta yg di anugrahkan itu sebaik-baiknya agar ia terus mekar dan mewangi sepanjang musim.

Manusia tidak jatuh kedalam cinta dan tidak juga keluar cinta, tetapi manusia tumbuh dan besar di dalam cinta.

Cinta karunia Ilahi mengapa mesti di benci? yang harus di benci dan di hindari ialah kepalsuan, bukan cinta!!

"lembayung senja di hati yang luka"